Jumat, 10 Agustus 2012

Tiga dari Sepuluh Amal Utama Ramadhan


Tiga dari Sepuluh Amal Utama Ramadhan

Ini adalah sebagian amal utama, yang sudah selayaknya bagi seorang
muslim untuk bersungguh-sungguh mengamalkannya pada malam-malam
yang berkah ini
Ini adalah sebagian amal utama, yang sudah selayaknya bagi seorang
muslim untuk bersungguh-sungguh mengamalkannya pada malam-malam
yang berkah ini. Kita memohon kepada Allah swt agar memberikan
pertolongan kepada kita semua dan juga kepadamu untuk menjalankannya.
Diantara amal-amal utama ini adalah:
1. Shiyam (berpuasa).
2. Qiyam (shalat malam).
3. Shadaqah (sedekah).
4. Qira?atul Qur?an (membaca Al Qur?an).
5. Tetap duduk di masjid (setelah shalat Shubuh) sehingga matahari
terbit.
6. I?tikaf.
7. Umrah di bulan Ramadhan.
8. Berusaha sungguh-sungguh untuk menghidupkan lailatul qadar
dengan beribadah.
9. Memperbanyak dzikir, do?a dan istighfar.
10.Shilatur-rahim (menyambung sanak persaudaraan).
Rasulullah saw bersabda:
Artinya:
Semua amal ibnu Adam adalah untuknya, satu kebaikan dibalas dengan
sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat, Allah SWT berfirman:
kecuali puasa, ia adalah untuk-KU, dan AKU yang akan membalasnya,
sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan
minumannya demi AKU, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan,
sekali waktu berbuka dan sekali lagi waktu bertemu Robbnya, sungguh bau
tidak sedap mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi disisi Allah SWT
daripada minyak misik. (lihat Shahih Bukhari hadits no: 1904, dan lihat
Shahih Muslim hadits no: 163 bab keutamaan puasa dengan sedikit
diringkas).
Rasulullah saw juga bersabda:
Siapa yang berpuasa karena iman dan dalam rangkan mencari pahala di sisi
Allah swt, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (muttafaqun ?alaih).
Tidak diragukan lagi bahwa pahala yang besar ini tidak diberikan kepada
orang yang hanya menahan diri dari lapar dan haus saja, akan tetapi
sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw:
Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta (palsu),
niscaya Alah tidak membutuhkan (menerima) puasanya yang hanya sekedar
meninggalkan makan dan minum saja (HR Bukhari).
Dalam hadits lain Rasulullah saw juga bersabda:
Dan puasa itu adalah perisai, karenanya, jika salah seorang diantara berada
pada hari puasa, maka janganlah berkata atau berbuat kotor (jorok), fasiq
dan bodoh, jika ada seseorang mencelanya atau hendak membunuhnya,
maka katakanlah: ?saya seseorang yang sedang berpuasa?. (muttafaqun
?alaih).
Jabir berkata:
Jika engkau berpuasa, berpuasalah pendengaranmu, matamu, dan lisanmu
dari bohong dan segala yang haram, tinggalkanlah perbuatan menyakiti
tetangga, hendaklah engkau tenang, dan tenteram pada waktu engkau
berpuasa, dan jangan engkau jadikan hari puasamu seperti hari berbukamu.
(lihat: Bughyatul insan fi wazhaifi Ramadhan, karya: Ibnu Rajab Al Hanbali,
Imam As-Suyuthi dalam Ad-Durr Al Mantsur mengatakan bahwa riwayat ini
dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Al baihaqi dari Jabir bin Abdillah
RadhiyaLlahu ?anhu. (lihat Ad-Durr Al mantsur pada tafsir ayat 187 dari
surat Al Baqarah).
Kedua: Qiyam (Shalat Malam)
Rasulullah saw bersabda:
Siapa yang melakukan qiyam (shalat malam) di bulan Ramadhan karena
iman dan dalam rangka mencari pahala di sisi Allah swt, maka dosa-dosanya
yang telah lalu diampuni. (muttafaqun ?alaih).
Allah swt berfirman:
Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang
yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.
(QS Al Furqan: 63 ? 64).
Qiyamul-lail adalah kebiasaan nabi saw dan para sahabatnya.
?Aisyah RadhiyaLlahu ?anha berkata:
Janganlah engkau meninggalkan qiyamul-lail, sebab Rasulullah saw tidak
pernah meninggalkannya, dan jika sakit atau berat beliau melakukannya
dengan duduk. (HR Ahmad dan Abu Daud).
Umar bin Al Khaththab RadhiyaLlahu ?ahu melakukan shalat malam
sekehendaknya, sehingga saat sampai pertengahan malam, ia bangunkan
keluarganya untuk shalat, kemudian berkata kepada mereka: shalat ? shalat
? dia membaca firman Allah:
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizqi kepadamu. Kami-lah
yang memberi rizqi kepadamu. Dan akibat (penghujung) yang baik adalah
bagi orang yang bertaqwa. (Thaha: 132). Lihat kisah Umar ini di: Ad-Durr Al
Mantsur karya Imam As-Suyuthi, saat menafsirkan ayat 132 dari surat
Thaha, dan ia mengatakan bahwa riwayat ini dikeluarkan oleh: Malik dalam
Al Muwaththa? (Bab Shalatul-lail), dan juga oleh Al Baihaqi).
Ibnu ?Umar membaca ayat ini:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya? (QS Az-
Zumar: 9).
Ia berkata: ?Itu adalah Utsman bin ?Affan RadhiyaLlahu ?anhu?. Ibnu Abi
Hatim berkata: ?Ibnu Umar mengucapkan demikian karena melihat
banyaknya Amirul Mukminin Utsman bin Affan dalam melakukan shalat
malam dan dalam membaca Al Qur?an di dalamnya, sampai-sampai, bisa
jadi ia membaca seluruh isi Al Qur?an dalam satu raka?at?. (Lihat tafsir Ibnu
Katsir saat menafsirkan ayat 9 dari surat Az-Zumar tersebut.)
Dari ?Alqamah bin Qais, ia berkata: ?Saya mabit bersama Abdullah bin
Mas?ud RadhiyaLlahu ?anhu pada suatu malam, maka ia bangun di awal
malam, lalu bangkit melakukan shalat, ia membaca seperti bacaan imam
masjid dengan tartil dan tidak mengulang-ulang, memperdengarkan
suaranya kepada orang-orang di sekelilingnya, dan tidak mengulang-ulang
suaranya, sehingga tidak tersisa dari kegelapan malam kecuali seperti jarak
antara waktu maghrib dengan waktu habisnya, kemudian ia melakukan
shalat witir?. (Al Haitsami berkata: ?Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani, dalam
Al Mu?jam Al Kabir, dan Rijal-nya Rijal Shahih?.)
Dalam hadits Saib bin Zaid, ia berkata: ?Dulu seorang Qari (imam) membaca
sekitar seratusan ayat, sampai-sampai kita berpegangan dengan tongkat
karena lamanya berdiri?, ia berkata: ?Dan mereka tidak bubaran dari shalat
kecuali saat (menjelang) fajar?.
Tanbih: Selayaknya bagimu wahai saudaraku yang beragama Islam untuk
menyempurnakan shalat tarawihmu bersama imam, sehingga engkau ditulis
sebagai orang-orang yang qaaimiin, sebab Rasulullah saw bersabda:
Siapa yang melakukan shalat malam bersama imam, sehingga imam itu
selesai, maka ia dicatat sebagai orang yang melakukan qiyamul-lail
sepanjang malam. (HR Ahmad dan pemilik 4 kitab As-Sunan).
Ketiga: Shadaqah
Rasulullah saw adalah manusia yang paling derma dengan kebaikan, dan
terlebih lagi pada bulan Ramadhan saat bertemu malaikat Jibril ??alaihissalam-
dan beliau bertemu malaikat Jibril ??alaihis-salam- setiap tahun pada
bulan Ramadhan sehingga bulan itu berlalu, lalu Rasulullah saw memaparkan
kepada Jibril ??alaihis-salam- Al Qur?an, maka jika Rasulullah saw bertemu
malaikat Jibril ??alaihis-salam- lebih derma dengan kebaikan dari pada angin
yang dilepaskan. (muttafaqun ?alaih).
Rasulullah saw bersabda:
Shadaqah yang paling mulia adalah shadaqah pada bulan Ramadhan (HR At-
Tirmidzi dari Anas, Al Baihaqi dalam Syu?abul Iman, dan Al Khathib Al
Baghdadi dalam Tarikh Baghdad, demikianlah ucapan Al Manawi dalam al
faidhul Qadiir syarh Jami? Ash-Shaghir).
Zaid bin Aslam meriwayatkan dari bapaknya, ia berkata: ?Saya mendengar
Umar bin Al Khaththab RadhiyaLlahu ?anhu- berkata: ?Rasulullah saw
memerintahkan agar kita bershadaqah, dan hal itu bertepatan dengan harta
milikku (pas lagi ada), maka saya berkata: ?Hari ini saya akan mampu
mengalahkan Abu Bakar yang sebelumnya belum pernah saya kalahkan?.
Umar berkata: ?Maka saya datang dengan membawa separoh hartaku?.
Umar berkata: ?Maka Rasulullah saw berkata kepadaku: ?Apa yang engkau
sisakan untuk keluargamu??. Umar berkata: ?Maka saya menjawab: ?Seperti
yang saya bawa?. Dan datanglah Abu Bakar dengan seluruh yang
dimilikinya, maka Rasulullah saw bersabda: ?Apa yang engkau sisakan untuk
keluargamu??. Abu Bakar menjawab: ?Saya sisakan untuk mereka Allah dan
Rasul-Nya?. Umar berkata: ?Maka saya berkata: ?Saya tidak akan bisa
mengalahkanmu dengan sesuatupun selamanya?. (HR Abu Daud dan At-
Tirmidzi).
Versi Cetak | Kirim ke rekan Copyright © 1999-2005 DPP PK Sejahtera |
Redaksi | Info Iklan | DonasiWeb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar