Makalah Filsafat Pendidikan Islam
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, makalah
“Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam” dapat saya selesaikan sebagaimana semampu saya. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada baginda
rasulullah saw sebagai suri teladan yang patut kita contoh.
Dimana
makalah ini saya susun sebagai tugas dari dosen pembimbing Aplikasi
Komputer sebagai pembelajaran bagi
mahasiswa ke depannya. Makalah ini membahas tentang Pengertian dan Ruang
Lingkup Filsafat Pendidikan Islam. Agar mahasiswa dapat memahami dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-sehari.
Ucapan
terimah kasih saya haturkan kepada pihak-pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, yang telah memberikan sumbansinya
sehingga makalah bisa diselesaikan.
Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa bukan
saja dari segi kulit dan kertasnya tapi terutama pesan-pesannya.
Samata,
17 Desember 2012
Penyusun
Maulana
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar
Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan dan
Kegunaan.................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................... 3
A. Arti dari Filsafat, Pendidikan dan
Islam..................................................... 4
B. Pengertian Filsafat Pendidikan
Islam.......................................................... 6
C. Ruang lingkup Filsafat Pendidikan
Islam................................................... 8
BAB III
PENUTUP....................................................................................................... 11
Kesimpulan..................................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
M
|
enurut
islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup
seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung
seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Kedudukan
tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang
tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia. Dalam hal ini Dewey berpendapat bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan
hidup (a necessity of life) salah satu fungsi sosial (a social function)
sebagai bimbingan (as direction), sebagai sarana pertumbuhan (as means of
growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup,
lewat transmisi baik dalam bentuk informal, maupun nonformal. Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan
bahwa : Pendidikan dan proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan
serentak, tidak terpisah satu sama yang lain.
Dengan
demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan
berproses sejalan dengan dinamikanya hidup serta perubahan-perubahan yang
terjadi. Sebagai akibat logisnya maka pendidikan senantiasa mengandung
pemikiran dan kajian, baik secara konseptual maupun operasionalnya, sehingga diperoleh
relefansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi umat manusia.
Pemikiran
dan kajian tentang pendidikan dilakukan oleh para ahli dalam berbagai sudut
tinjauan dan disiplin ilmu seperti agama, filsafat, sosiologi, ekonomi,
politik, sejarah, dan antropologi. Sudut tinjauan ini menyebabkan lahirnya
cabang ilmu pengetahuan kependidikan yang berpangkal dari sudut tinjauannya,
yaitu pendidikan agama, filsafat pendidikan, sosiologi pendidikan, sejarah pendidikan,
ekonomi pendidikan, politik pendidikan dan sebagainya.[1]
Maka
dari itu sangat diperluhkan untuk mempelajari tentang pengertian filsafat pendidikan
Islam serta Ruang lingkup filsafat pendidikan islam guna untuk menambah wawasan
mengenai perihal tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Berangkat
dari latar belakang maka kami menarik beberapa rumusan masalah yang patut untuk
diperbincangkan, diantaranya:
1. Apa
arti dari filsafat, pendidikan dan islam?
2. Apa
pengertian dari filsafat pendidikan islam?
3. Bagaimana
ruang lingkup filsafat pendidikan islam?
C.
Tujuan dan Kegunaan
· Tujuan
Agar
mahasiswa dapat memahami pengertian Filsafat Pendidikan Islam dan Ruang lingkup
Filsafat Pendidikan Islam
· Kegunaan
Ketika kita telah mempelajari materi tersebut maka kita
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
Konotasi
bila mendengar kata filsafat, maka segera akan menunjuk sesuatu yang bersifat
prinsip atau dasar. Bahkan selain itu, banyak dikaitkan dengan suatu pandangan
hidup yang mengandung nilai-nilai dasar tertentu, seperti filsafat Pancasila dan
filsafat Islam. Filsafat sebenarnya berasal dari kata atau bahasa
Yunani philosophia. Dari kata philosophia ini kemudian banyak diperoleh
pengertian-pengertian filsafat, baik dari segi pengertiannya secara harfiah
atau etimologi maupun dari segi kandungannya.
Menurut
Prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari kata Yunani yang tersusun dari
dua kata phileindalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat
(wisdom). Orang Arab memindahkan kata Yunani philosophia ke
dalam bahasa mereka dengan menyesuaikannya dengan tabiat susunan kata-kata
Arab, yaitu Falsafa dengan polafa’lala, fa’lalah dan
fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja faalsafa seharusnya
menjadi falsafahatau filsaf. Selanjutnya kata
filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa Indonesia, menurut Prof. Dr. Harun
Nasution bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan
puladari kata Barat Philosophy[2].
Dari pengertian secara etimologi itu, ia memberikan definisi
filsafat sebagai berikut :
· Pengetahuan
tentang hikmah
· Pengetahuan
tentang prinsip atau dasar-dasar
· Mencari
kebenaran
· Membahas
dasar-dasar dari apa yang dibahas
Dengan
demikian ia berpenndapat bahwa intisari filsafat ialah “berfikir menurut tata
tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama)
dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalannya.
Adanyapengertian atau definisi yang bermacam-macam itu terungkapkan juga oleh Drs.
Sidi Gazalba, bahwa para filosof mempunyai pengertian atau definisi
tentang filsafat sendiri-sendiri.[3]
A.
Arti dari Filsafat, Pendidikan dan Islam
Filsafat
Pendidikan Islam mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu filsafat, pendidikan
dan Islam. Untuk memahami pengertian Filsafat Pendidikan Islam akan lebih baik
jika dimulai dari memahami makna masing-masing komponen kata untuk selanjutnya
secara menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka pikir
sebagai berikut:
Filsafat menurut Sutan Zanti Arbi (1988) berasal dari kata
benda Yunani Kuno philosophia yang secara harpiah bermakna
“kecintaan akan kearifan”.makna kearifan melebihi pengetahuan, karena kearifan
mengharuskan adanya pengetahuan dan dalam kearifan terdapat ketajaman dan
kedalaman. Sedangkan John S. Brubacher (1962) berpendapat filsafat dari kata
Yunani filos dan sofia yang berarti “cinta
kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan”.[4]
Secara istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai
sudut pandang para ahli bersangkutan, diantaranya:
a. Mohammad
Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat sebagai aktifitas berfikir
murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam segala
sesuatu
b. Menurut
Hasbullah Bakry (dalam Prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu
yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia
itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu[5].
Kajian dan telaah filsafat memang sangat luas,
karena itu filsafat merupakan sumber pengetahuan. Namun paling tidak, ada 2 hal
pokok yang dapat kita mengerti dari istilah filsafat, yaitu : Pertama, aktivitas
berfikir manusia secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap sesuatau
baik mengenai ketuhanan, alam semesta maupun manusia itu sendiri guna menemukan
jawaban hakikat sesuatu itu. Kedua, ilmu pengetahuan yang
mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat sesuatu yang berhubungan dengan
ketuhanan, manusia dan alam semesta secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif
dalam rangka memperoleh jawaban tentang hakikat sesuatu itu yang akhirnya
temuan itu menjadi pengetahuan[6].
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk
mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab
baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan
dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna sangat luas, transfer
pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan pengetahuan,
keterampilan dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya. Demikian
pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda yang sedang tumbuh dan
berkembang secara biologis dan psikologis tetapi manusia dewasa yang sedang
mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu guna memperkaya kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan dirinya juga dukualifikasikan sebagai peserta
didik. Hadari Nawawi (1988) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar
sekolah. Dengan redaksi yang berbeda, Hasan Langgulung (1986) mengartikan
pendidikan sebagai usaha untuk mengubah dan memimndahkan nilai kebudayaan
kepada setiap individu dalam suatu masyarakat
Islam
menurut Harun Nasution (1979) adalah segala agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam
adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam
rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
sesama manusia dan dengan alam semesta[7].
B.
Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Berdasarkan
pemikiran dan bahasan di atas, maka Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu
aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep,
menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem Pendidikan Islam dengan
mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari
sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mengkaji secara menyeluruh dan mendalam kandungan makna dan nilai-nilai
al-Qur’an/al-Hadis guna merumuskan konsep dasar penyelenggaraan bimbingan,
arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan
ajaran islam[8].
Menurut
Zuhairini, dkk (1955) Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan
filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka
artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam
dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam yang selanjutnya memberikan
arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.
Sedangkan
Abuddin Nata (1997) mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu
kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber primer,
dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain
itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata suatu upaya menggunakan
jasa filosofis, yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan
universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak
didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan dengan menggunakan al-Qur’an dan
al-Hadis sebagai dasar acuannya.
Tanpa mempersoalkan apakah Filsafat Pendidikan Islam itu
sebagai aktifitas berfikir mendalam, menyeluruh dan spekulatif atau ilmu pengetahuan
yang melakukan kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai
masalah-masalah pendidikan dari sumber wahyu Allah, baik al-Qur’an maupun
al-Hadis, paling tidak terdapat 2 hal pokok yang patut diperhatikan dari
pengertian Filsafat Pendidikan Islam:
1. Kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap kandungan al-Qur’an/al-Hadis dalam
rangka merumuskan konsep dasar pendidikan islam. Artinya, Filsafat Pendidikan
Islam memberikan jawaban bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan sesuai sengan
tuntunan nilai-nilai Islam. Misalnya saja ketika muncul pertanyaan bagaimana
aplikasi pendidikan Islam menghadapi peluang dan tantangan millenium II, maka
Filsafat Pendidikan Islam melakukan kajian mendalam dan menyeluruh, sehingga
melahirkan konsep pendidikan islam yang akan diaktualisasikan di era millenium
III.
2. Kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka mengatasi berbagai probelam
yang dihadapi pendidikan islam. Misalnya ketika suatu konsep pendidikan islam
diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema, maka ketika itu
dilakukan kajian untuk mengatasi berbagi problema tadi. Aktivitas melakukan
kajian menghasilkan konsep dan prilaku mengatasi problem pendidikan islam tersebut
merupakan makna dari Filsafat Pendidikan Islam.
Sebenarnya
antara kajian mendalam, menyeluruh dan spekulatif merumuskan konsep dasar
pendidikan islam dengan pikiran mengatasi problematika pendidikan Islam sulit
untuk dapat dipisahkan secara tegas, sebab ketika suatu problem pendidikan
islamdipecahkan melalui hasil sebuah kajian mendasar menyeluruh, maka
hasil tersebut sesungguhnya menjadi konsep dasar pelaksanaan pendidikan islam
selanjutnya. Sebaliknya ketika suatu rumusan pemikiran pendidikan islam dibuat,
misalnya konsep pendidikan di era globalisasi yang penuh persaingan kualitatif
maka sebetulnya konsep yang dihasilkan tadi merupakan antisipatif menghadapi
problem pendidikan islam di era millenium III yang di tandai globalisasi
informasi dan persaingan kualitatif[9].
Perpaduan
antara agama dan akal fikiran membuat kita untuk menjelaskan persoalan khusus
(misalnya tentang universalisme), pemikiran pengakuan, dan menjawab
keberatan-keberatan utama yang ditujukan pada solusi Aristotealismenya, yaitu
dengan menyempurnakan metode skolastiknya[10].
C.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Pemikiran
dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal pokok, yaitu:
penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang islam. Karena
itu, setiap orang yang berminat dan menerjunkan diri dalam dunia Filsafat
Pendidikan Islam seharusnya memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat,
pendidikan dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya
menyangkut aspek yang sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan
dan/atau kehidupan umat manusia, khususnya umat islam. Ketika dilakukan kajian
dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan Pendidikan Islam, maka tidak dapat
dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena tujuan pendidikan Islam pada
hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi
dasar tujuan pendidikan islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat manusia.
Menurut Ahmad D. Marimba (1989) sesungguhnya tujuan pendidikan islam identik
dengan tujuan hidup setiap muslim
Sebagai
contoh, firman Allahh dalam surah Ali Imran (3) ayat 102:
“hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan ketaqwaan yang
sempurna dan janganlah kamu mati, melainkan dalam keadaan muslim”.
Ayat
ini menggambarkan tujuan hidup umat manusia Islam yang harus mencapai derajat
ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus senantiasa melekat dalam kehidupan umat
manusia hingga akhir hayatnya. Filsafat Pendidikan Islam merumuskan tujuan
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia. Bila tujuan hidup
umat islam untuk mencapai derajat ketaqwaan yang sempurna sebagaimana
disebutkan di atas, maka tujuan pendidikan islam yang dirumuskan Filsafat
Pendidikan Islam tentu pembinaan peserta/anak didik rangka menjadi manusia muttaqin.
Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan dalam diri setiap individu umat islam
guna mencapai posisi manusia muttaqin selain menjadi tujuan hidup setiap muslim
sekaligus pula menjadi tujuan akhir pendidikan Islam[11].
Dari
beberapa uraian tadi dapat diketengahkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup
kajian Filsafat Pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan islam itu sendiri,
baik menyangkut rumusan/konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan pikiran
antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan
Islam.[12].
Dimana
arah dan ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam mempunyai dua orientasi;
objektif teoritis dan objektif praktis. Orientasi pertama menghendaki
penelitian agama agar bersifat murni dan teoritis melalui bidang-bidang
berikut:
Ø Tradisi
agama yang mencakup sumber-sumber ajaran agama yang diyakini sebagai sumber
kebenaran abadi.
Ø Bidang
yang mencakup dasar-dasar eksistensi agama yang dapat dilakukan dengan
pendekatan teologis
Ø Bidang
yang menyangkut prilaku kegamaan dan aturan-aturan agama yang mengatur
bagaimana pemeluk agama harus berrilaku sesuai dengan ajaran agamanya.
Ø Bidang
eksperimen atau pengalaman keagamaan, baik pengalaman pribadi maupun masyarakat
penganut agama[13].
Dengan
adanya pendidikan ini maka dapat diketahui bakat dan kemampuan anak-anak didik,
sehingga bakat dan kemampuan tersebut dapat di bina dan dikembangkan. Dan
menjadi tugas seorang pendidik utnuk membntu anak didik untuk mengetahui bakat
dan kemampuannya. Di samping itu, pendidik juga berkewajiban untuk menemukan
kesulitan-kesulitan yang membatasi perkembangan potensinya serta membantu
menghilangkan hambatan itu untuk mencapai kemajuan anak didik[14].
Dalam
rangka menggali, menyusun, dan mengembangkan fikiran kefilsafatan tentang
pendidikan terutama pendidikan islam, kiranya perlu di ikuti pola dan sistem
pemikiran dan kefilsafatan pada umumnya.
Adapun
pola dan sistem pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah sebagai
berikut.
1. Pemikiran
kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti bahwa cara berfikirnya
bersifat logis dan rasional tentang hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil
pemikirannya tersusun secara sistematis artinya satu bagian dengan bagian yang
lainnya saling berhubungan secara bulat dan terpadu.
2. Tinjauan
terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut
persoalan-persoalan sampai ke akar-akarnya.
3. Ruang
lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang
difikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi
semua jenis dan tignkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat
manusia, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
4. Meskipun
pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif , artinya pemikiran yang
tidak di dasari pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental (seperti dalam
ilmu alam), tetapi mengandung nilai-nilai objektif, oleh karena permasalahannya
adalah suatu realitas (kenyaaan) yang ada pada objek yang difikirnkannya[15]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat
adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu. Pendidikan adalah
ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi
manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun segala
sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Islam adalah agama
yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka
mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama
manusia dan dengan alam semesta[16].
Filsafat
Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem
Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam
menyangkut 3 hal pokok, yaitu: penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan
penelaahan tentang islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin Muzayyin, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Bumi Aksara.
Beavers Tedd, 2001, Paradigma Filsafat Pendiikan
Islam, Jakarta: Riora Cipta.
Praja Juhaya, 2002, Filsafat dan Metodologi Ilmu
dalam Islam, Jakarta: Teraju
Syar’I Ahmad, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Tafsir Ahmad, 2010, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:
Rosdakarya.
Zuhairini, 2008, Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara.
[4] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.1
[5] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.2
[6] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.3
[7] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.4
[8] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.5
[9] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.7
[10] Tedd
D. Beavers, Paradigma Filsafat Pendidikan Islam (cetakan I;
Jakarta. Riora Cipta, 2001) h.137
[11] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.8
[12] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.9
[13] Prof.
Dr. Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu Dalam Islam. (cetakan
ke 1; Jakarta. Teraju, 2002) h.13
[14] H.
Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam. (cetakan ke 1;
Jakarta. Pustaka Firdaus, 2005) h.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar