Sholat Dhuha
Pengertian Sholat
Dhuha yaitu sholat yang dikerjakan pada waktu dhuha atau pagi hari setelah
matahari terbit naik sepenggalah sampai
mau masuk waktu dhuhur ( jam 7.00 s.d 11.00 WIB)
Keutamaan Sholat
Dhuha :
1.
Dijadikan nama
salah satu surat dalam alquran (Ad-Dhuha )
وَالضُّحَىٰ وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ مَا
وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
"Demi Dhuha (waktu matahari sepenggalahan
naik ) dan demi malam apabila telah sunyi (gelap) Tuhanmu tiada meninggalkan
kamu dan tiada (pula) benci kepadamu." (QS: Adh-Dhuha: 1-3)
2.
Menutup kekurangan
ibadah lainnya ;
Dari
Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ
صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ
صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada
pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah.
Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid
(alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah)
bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai
sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar
(melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti)
dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”
Hadits
ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha
sebagaimana disebutkan pula dalam hadits berikut,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ
يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى
يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ
تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ
فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ »
“Dari
Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia memiliki 360 persendian.
Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun
mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya,
wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan,
“Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika
engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua
raka’at.”
3.
Mendapat pahala seperti
orang umroh;
Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa berjalan hendak melaksanakan shalat wajib sedangkan dia dalam
keadaan bersuci, maka seperti pahala orang berhaji yang sedang ihram. Dan
barangsiapa berjalan hendak mengerjakan shalat dhuha, tidak ada tujuan lain
kecuali shalat itu, maka pahala seperti orang melaksanakan umroh, dan
mengerjakan shalat dengan shalat lain tanpa diselingi perbuatan sia-sia, maka dia
ditulis sebagai golongan-golongan orang yang mendapat tempat yang tinggi”,
4.
Dibangunkan sebuah rumah
disurga;
Dari Abdullah bin umar ra
berkata, aku bertemu Abu Dzar dan berkata padanya, “wahai paman!, berilah
kepadaku kilasan kebaikan”. Abu Dzar berkata, “Aku pernah bertanya kepada
Rasulullah saw, seperti yang engkau tanyakan padaku, maka Rasulullah saw
bersabda, “Jika engkau mengerjakan shalat dhuha dua rakaat maka engkau tidak
tercatata sebagai golongan orang-orang yang lalai, jika engkau mengerjakan shalat
dhuha empat rakaat maka engkat tertulis sebagai golongan orang-orang yang
berbuat baik (muhisnin), jika engkau mengerjakan shalat dhuha enam rakaat, maka
engkau ditulis sebagai golongan orang-orang yang mempunyai kehormatan, jika
engkau mengerjakan shalat dhuha delapan rakaat maka engkau ditulis sebagai
golongan orang-orang yang mendapat keberuntungan, dan jika engkau mengerjakan
shalat dhuha sepuluh rakaat, maka tidak ditulis padamu di hari itu suatu dosa,
dan jika mengerjakannya duabelas rakaat, maka Allah akan membangun untukmu
istana di surga (hadis ini juga terdapat dalam kitab al-jami’)
5.
Warisan rasulillah
yang jangan ditinggalkan;
Dari Abu Hurairah,
ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku
tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan
[3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari,
Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Abud Darda,
ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak
pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan
puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3]
tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu
Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]
6.
Mencegah kefakiran
dan termasuk orang bertaubat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan
rejeki dan menolak kefakiran.
Dan tidak ada yang
akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
7.
Termasuk hamba
yang bersyukur;
Dari
Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ
صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ
صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada
pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah.
Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid
(alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah)
bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai
sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar
(melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti)
dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”
8.
Ghanimah
(keuntungan) yang besar
Rasulullah
saw berkata;
“Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang
akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi: “Barangsiapa yang
berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah
yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan
lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
9.
Di
ampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih dilautan
Ampunan
Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan
langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di
lautan.” (HR Tirmidzi)
Hukum
Shalat Dhuha
Menurut
pendapat yang paling kuat, hukum shalat Dhuha adalah sunnah secara mutlaq dan
boleh dirutinkan. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah dalil yang menunjukkan
keutamaan shalat Dhuha yang telah disebutkan. Begitu pula shalat Dhuha, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam wasiatkan kepada Abu Hurairah untuk dilaksanakan.
Nasehat kepada Abu Hurairah pun berlaku bagi umat lainnya. Abu Hurairah
mengatakan,
أَوْصَانِى خَلِيلِى - صلى الله عليه وسلم - بِثَلاَثٍ صِيَامِ ثَلاَثَةِ
أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ
أَنَامَ
“Kekasihku
–yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga nasehat padaku: [1]
Berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] Melaksanakan shalat Dhuha dua raka’at,
dan [3] Berwitir sebelum tidur.”
Asy
Syaukani mengatakan, “Hadits-hadits yang menjelaskan dianjurkannya shalat Dhuha
amat banyak dan tidak mungkin mencacati satu dan lainnya.”[9]
Sedangkan
dalil bahwa shalat Dhuha boleh dirutinkan adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam dari ‘Aisyah ,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan
yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras
untuk merutinkannya.
Jumlah
Raka’at Shalat Dhuha
Jumlah
raka’at shalat Dhuha, minimalnya adalah dua raka’at sedangkan maksimalnya
adalah tanpa batas, menurut pendapat yang paling kuat[18]. Jadi boleh hanya dua
raka’at, boleh empat raka’at, dan seterusnya asalkan jumlah raka’atnya genap.
Namun jika ingin dilaksakan lebih dari dua raka’at, shalat Dhuha tersebut
dilakukan setiap dua raka’at salam.
Dalil
minimal shalat Dhuha adalah dua raka’at sudah dijelaskan dalam hadits-hadits
yang telah lewat. Sedangkan dalil yang menyatakan bahwa maksimal jumlah
raka’atnya adalah tak terbatas, yaitu hadits,
مُعَاذَةُ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - كَمْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى صَلاَةَ الضُّحَى قَالَتْ أَرْبَعَ
رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ.
Mu’adzah
pernah menanyakan pada ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berapa jumlah raka’at
shalat Dhuha yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
‘Aisyah menjawab, “Empat raka’at dan beliau tambahkan sesuka beliau.”
Bolehkah Melaksanakan Shalat
Dhuha secara Berjama’ah?
Mayoritas
ulama ulama berpendapat bahwa shalat sunnah boleh dilakukan secara berjama’ah
ataupun sendirian (munfarid) karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
melakukan dua cara ini, namun yang paling sering dilakukan adalah secara
sendirian (munfarid). Perlu diketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melakukan shalat bersama Hudzaifah; bersama Anas, ibunya dan seorang
anak yatim; beliau juga pernah mengimami para sahabat di rumah ‘Itban bin
Malik[21]; beliau pun pernah melaksanakan shalat bersama Ibnu ‘Abbas.[22]
Ibnu
Hajar Al Asqolani ketika menjelaskan hadits Ibnu ‘Abbas yang berada di rumah
Maimunah dan melaksanakan shalat malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits ini menunjukkan
dibolehkannya melakukan shalat sunnah secara berjama’ah.”
Tata Cara Sholat Dhuha
Tata
cara sholat dhuha sama seperti sholat wajib yang berbeda Cuma pada niatnya
saja, adapun bagi yang sama sekali tidak tahu berikut ini tata cara melakukan
sholat dhuha:
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam.
Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap
cukup meski hanya di dalam hati.
{“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa.” (“Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah
ta’alaa.”) }
2. Membaca surah Al-Fatihah
3. Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup
dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
4. Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup
dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
5. Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama
sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
6. Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib,
hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai
tanda penghambaan kita kepada ALLAH.
Keutamaan,
Manfaat, Rahasia Sholat Dhuha : Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian
akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi
munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di
waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]
Dari Abu Hurairah,
ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku
tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan
[3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Abud Darda,
ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak
pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan
puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3]
tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]
Dari Anas [bin
Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan
membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Dari Abu Said
[Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah
meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan
beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan
rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha
melainkan orang-orang yang bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]