Senin, 24 Februari 2014

Hadits Pendidikan Sosial

HADIST PENDIDIKAN SOSIAL
 A.                ADAB BERTETANGGA
Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan denganrumah kita. Dalam pergaulan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa tetangga mempunyai peranan yang sangat besar. Peranan tetangga sangat jelas terasa ketika kita memerlukan bantuan yang tiba-tiba dan mendesak. Misalnya apabila terjadi kebakaran, kematian dll.
Adapun diantara beberapa hadist tentang adab  bertetangga, antara lain:
1.
عن ابن عمروعائشةرضىالله عنهماقال: قال رسول الله ص.م : مازال جبريل
يو صيني بالجارحتى ظننت انه سيورثه (متفق عليه)
“Dari Ibnu Umar dan Aisyah r.a., berkata: Rasulullah SAW bersabda:”Berulang kali Jibril berpesan kepadaku supaya aku berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira bahwa ia (tetangga) akan diberi hak waris.”
Kandungan hadist diatas bahwasanya antara tetangga satu terhadap tetangga yang lain saling memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Islam menekankan supaya apa yang menjadi haknya satu pihak dipenuhi oleh pihak yang lain. Masalah ini dipandang penting oleh Islam, bahkan sampai-sampai Nabi mengira antara tetangga satu dan lainnya akan mewarisi.
2.
وعن أبى ذرضىالله عنه قال: قال رسول الله ص.م :
يا أبا ذر إذا طبخت مرقة فأكثرماءهاوتعاهد جيرانك(رواه مسلم)
 وفي رواية له عن أبى ذر قال: إن خليلى ص.م أوصانى:
إذا طبخت مرقا فأكثر ماءه ثم انظر الى اهل بيت من جيرا نك فاْصبهم منها بمعروف.
“Dari Abu Dzar r.a., berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hai Abu Dzar, kalau engkau memasak kuah maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain bagi Muslim (berbunyi):Abi Dzar berkata: sahabat karibku SAW. Berpesan kepadaku (demikian):”Hai Abi Dzar, apabila engkau memasak kuah maka perbanyaklah airnya kemudian perhatikan tetangga dekatmu, yakni berikanlah mereka selayaknya.”
Kandungan hadistnya adalah disamping Islam menggariskan hak-hak dan kewajiban antara satu tetangga dengan tetangga lain, masing-masing diantara mereka itu hendaknya melakukan hal-hal yang kiranya akan saling mengokohkan kecintaan dan persaudaraan.
Sebagaimana hadist ini, bahwa Rasulullah menganjurkan krpada sahabatnya, supaya memperhatikan tetangga-tetangganya dalam segal hal. Misalkan kalau memasak kuah, hendaknya diperbanyak airnya, barang kali ada diantara mereka yang tak sempat membuat kuah, sehingga dapat diberikan kepada yang memerlukannya.
3.
عن أبي شريخ الخزاعى رضى الله عنه : أن النبى س.م. قال: من كان يؤمن با لله والآخر فليحسن إلى جاره. ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه. ومن كان يؤ من بالله واليوم الآخر فليقل خيرا او ليسكت.(رواه مسلم بهذاللفظ وروى البخارى بعضه)
“Dari Abu Syuraih al-Khuza’i r.a. Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berbuat baik (ihsan) kepada tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menghormati tamunya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berkata-kata baik atau diamlah.(HR.Muslim)

Penjelasan dari hadist ini adalah bahwa islam memerintahkan agar kita senantiasa berbuat baik kepada tetangga.
Berbuat baik kepada tetangga itu meliputi dua segi: pertama, tidak mengganggunya dan menyakitinya; kedua: bebuat hal-hal yang bermanfaat bagi tetangganya, membantu kebutuhanya atau meringankan bebanya.
Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda tentang cara berbuat baik kepada tetangga antara lain:
  1. Jika ia pinjam kepadamu, maka pinjamilah.
  2. Jika ia minta pertolongan, maka tolonglah.
  3. Jika ia sakit maka kunjungilah.
  4. Jilka ia membutuhkan apa-apa berilah.
  5. Jika ia fakir maka bantulah.
  6. Jika ia mendapatkan kesenangan, ucapkanlah selamat kepadanya.
  7. Jika ia tertimpa musibah.
  8. Jika ia meninggal dunia ikutilah jenazahnya.
  9. Janganlah rumah mereka engkau tutup dengan bangunan kita, sehingga mereka terhalang mendapatkan udara, kecuali dengan izinya.
  10. Janganlah mengganggu mereka dengan bau masakan kita kecuali kalau kita memberi sekedarnya kepada mereka.
  11. Jika engkau membeli buah-buahan hadiahilah mereka, kalau hal itu tidak engkau lakukan maka bawalah masuk ke dalam rumah dengan cara rahasia dan janganlah anakmu membawanya keluar rumah yang menyebabkan anak tetangga itu menginginkanya.
Kemudian dalam hal urutan man yang harus didahulukan, maka tetangga yang rumahnya lebih dekat itulah yang harus didahulukan jika hendak memberikan sesuatu ataupun memberikan bantuan. Hal tersebut telah dijelaskan pada surat An- Nisa’ ayat 36, yang artinya:
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun, berbuat baiklah kepada orang tua, sanak kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”
 B.                 SILATURRAHMI
Menurut jumhur ulama’ pada dasarnya hukum bersilaturrahmi adalah wajib, dan sebaliknya memutus silaturrahmi adalah dosa besar. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memlihara hubungan silaturrahmi antara lain: Saling mengunjungi, saling membantu, saling menolong, bermusyawarah jika terjadi masalah dan saling memahami keadaan masing-masing.
Beberapa hadits yang menunjukan perintah untuk bersilaturrahmi antara lain:
1.
وعنه (أبى هريرة) أيضا رضى الله عنه : أن رسول الله ص.م. قال :
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه, ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر
 فليصل رحمه, ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا او ليصمت. (متفق عليه)
“Abu Hurairah juga meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Siapa yang (menyatakan) telah beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya dan siapa yang telah (menyatakan) beriman kepada Allah dan hari akhir,  maka hendaklah bersilaturrahmi, dan siapa yang telah (menyatakan) beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata-kata yang baik, atau diam.”
Dari hadist ini dapat kita ambil beberapa pelajaran sebagai berikut ini:
  1. Menyambung kekeluargaan adalah suatu kewajiban agama, baik dengan keluarga dekat maupun keluarga jauh.
  2. Berbicara dengan baik, sopan dan lemah lembut adalah kepribadian seorang mukmin.
  3. Sebelum melontarkan suatu perkataan, hendaklah dipikirkan lebih dahulu kemungkinan akibatnya.
  1. 4.      Disebutkannya dalam hadist ini “beriman kepada hari akhir” sesudah beriman kepada Allah, menunjukkan kuatnya pengaruh iman kepada hari akhir itu kebaikan sikap, ucapan, tingkah laku.
2.
وعنه قال : قال رسول لله ص.م. : إن الله تعالى خلق الخلق حتى إذافرغ منهم قامت الراحم فقالت : هذا مقام العائذبك من القطيعة, قال :نعم, أما ترضين أن أصل من وصلك وأقطع من قطعك؟ قالت : بلى, قال: فذ لك لك, ثم قال رسول الله ص.م.: إقرؤا إن شئتم ” فهل عسيتم إن توليتم. أن تفسدوا فى الأرض وتقطعوا أرحامكم. اولئك الذين لعنهم الله فأصمهم واعمى أبصارهم. (متفق عليه) وفى رواية للبخارى : فقال الله تعالى : من وصلك وصلته, ومن قطعك قطعت.
“Abu Hurairoh juga meriwayatkan, bahwa Rasululah SAW bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mencipta makhluk, sehinga apabila ciptaan antara meraka itu telah sempurna, lalu rahim(tali perhubungan) bangkit seraya berucap”Inikah tempat peminta perlindungan kepada- Mu dari pemutus itu?Allah menjawab: Ya,sukakah engkau jika Aku akan menyambung (hubungan)dengan engkau, dan Akupun akan memutus (hubungan)dengan orang yang memutuskan hubungan dengan engkau?Rahim itu menjawab: Ya, aku suka.Lalu jawab Allah:”Itulah hakmu.”Selanjutnya Rasululloh SAW bersabda:”Bacalah ayat ini jika kalian suka.Apakah sekiranya kamu telah berkuasa,lalu kamuakan membuat kerusakan di permukan bumi dan memutus-mutus hubungan dengan keluarga kamu?Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah, yaitu Allah tulikan mereka dan butakan mereka.(HR.Bukhari Muslim).Dan dalam sebuahh riwayat oleh Bukhri,disebutkan:Allah berfirman (dalam hadisqudsi itu) :”Siapa yang menyambung hubungan dengan engkau, maka Aku akan menyambung hubungan dengannya, dan siapa yang memutuskan hubungan dengan engkau, maka Aku akan memutuskan hubungan dengannya.”
Pelajaran yang bisa diambil dari hadist ini adalah bahwa bersilaturrahmi adalah suatu fitrah manusia, dan siapa yang memutuskan silaturrahmi berarti melanggar fitrahnya manusia sendiri yang pada gilirannya akan berakibat buruk bagi yang bersangkutan dan masyarakat pada umumnya.
Adapun yang dimaksud Allah menyambungnya karena sambungan/ hubungan yang dilakukan oleh rahim itu adalah menghubungkan kebaikan kepadanya serta mewujudkan keinginan dan kemauan yang baik dalam hidup ini. Sebaliknya yang dimaksud akan memutuskan itu adalah keterhalangan keinginan. Keinginan serta diputuskannya jalan dalam menempuh kehidupan ini.
Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S. Muhammad ayat 22 dan 23 bahwa bukti-bukti pemutusan Allah itu berupa dijauhkannya orang tersebut dari hidayah dan dipalingkannya dari iman, untuk menghadapi siksaan dunia dan akhirat.
3.
وعن أنس رضى الله عنه: أن رسول الله ص.م. قال: من أحب أن يبسط له فى رزقه
 وينسأله فى أثره فليصل رحمه.(متفق عليه)
“Dari Anas r.a diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:”Siapa yang merasa senang diluaskannya rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia suka bersilaturrahmi”.”(HR. Bukhari Muslim)
Penjelasan Hadist:
Bersilaturrahmi adalah salah satu upaya untuk melimpahkan rezeki namun harus didasari dengan keikhlasan dan niat hanya karena Allah semata. Banyak orang mengeluh atas kemiskinan yang menimpanya, maka cobalah untuk introspeksi diri bagaimanakah selama ini silaturrahminya dengan keluarga dan sanak saudaranya, karena manfaat dari silaturrahmi sendiri selain memanjangkan umur adalah untuk melimpahkan rezeki. Namun perlu diketahui bahwa semua kebaikan yang diberikan untuk saudaranya tanpa mengharap imbalan yang akan didapat kecuali hanya niat ikhlas karena Allah. Disamping itu juga manfaat dari seringnya silaturrahmi adalah akan memperoleh barokah dan terhindar dari musibah dan bencana yang mengerikan karena telah melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun. Hal ini juga dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 15-20.
Silaturrahmi dapat berupa pemberian hadiah, surat, maupun santunan bagi anak yang memerlukannya. Semisal: anak yatim dan fakir miskin. Sedangkan barokah adalah suatu kebaikan yang datangnya dari Allah, dan orang yang mendapat barokah adalah orang yang baik, baik dalam keadaan senang maupun susah dan itu semua akan didapat karena suka bersilaturrahmi.
Pelajaran dari hadist:
  1. Hadist ini menunjukkan betapa pentingnya masalah silaturrahmi itu, baik antar keluarga maupun handai taulan serta masyarakat luas.
  2. Islam selalu memperkuat unsur yang dapat memperkokoh hubungan kekeluargaan.
  3. Urusan kaum muslimin pada umumnya harus pula diperhatikan. Atau dengan kata lain “Kepentingan kaum muslimin pada umumnya haruslah lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar